Sebagaimana digariskan dalam
kurikulum (paling tidak sejak Kurikulum Bahasa Indonesia 1987), tujuan akhir
dari pengajaran bahasa Indonesia adalah siswa terampil berbahasa. Dalam
kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek
keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca,dan
menulis. Pemerolehan keempat keterampilan berbahasa tersebut bersifat
hierarkis. Artinya, pemerolehan keterampilan berbahasa yang satu akan mendasari
keterampilan lainnya. Coba anda renungkan, apakah ketika anda lahir ke dunia
sudah langsung bisa berbicara atau membaca atau menulis? Tentu tidak, bukan?
Hal ini menandakan bahwa penguasaan keterampilan berbahasa oleh seseorang
bersifat hierarkis. Dua jenis keterampilan berbahasa pertama, yakni menyimak
dan berbicara diperoleh seseorang untuk pertama kalinya di lingkungan rumah.
Dua keterampilan berbahasa berikutnya, yakni membaca dan menulis diperoleh
seseorang setelah mereka memasuki usia sekolah. Oleh karena itu, kedua jenis
keterampilan berbahasa ini merupakan sajian pembelajaran yang utama dan pertama
bagi murid-murid sekolah dasar di kelas awal. Kedua materi keterampilan
berbahasa ini dikemas dalam satu paket pembelajaran yang dikenal dengan paket
MMP (Membaca Menulis Permulaan). Melalui modul ini, anda akan mempelajari ihwal
pembelajaran MMP, yang cakupan bahasannya meliputi:
(1)
Pembelajaran Membaca Menulis di Kelas Rendah
(2)
Strategi Pembelajaran MMP, dan
(3) Penilaian dalam
Pembelajaran MMP.
Pada kegiatan belajar 1, Anda
akan saya ajak untuk mendiskusikan ihwal: (1) pengertian membaca dan menulis
permulaan, dan (2) tujuan pembelajaran MMP. Pada kegiatan belajar 2, Anda akan
saya ajak untuk mengenali dan memahami; (1) berbagai macam metode pembelajaran
MMP, dan (2) model pembelajaran MMP. Melalui kegiatan belajar ini, Anda akan
berkesempatan berlatih mengplikasikan salah satu metode MMP dalam praktik
pengajarannya di dalam kelas. Melalui kegiatan belajar ketiga, Anda akan 2
memperoleh
informasi tentang bagaimana melaksanakan penilaian MMP, baik dalam penilaian
proses maupun penilaian hasil. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan anda
dapat:
(1)
menjelaskan hakikat pembelajaran membaca dan menulis di kelas rendah;
(2)
menjelaskan pengertian MMP;
(3)
menjelaskan tujuan pembelajaran MMP;
(4)
menjelaskan berbagai metode MMP;
(5)
merancang pembelajaran MMP berdasarkan suatu metode MMP tertentu;
(6) merancang penilaian MMP,
baik dalam bentuk penilaian proses maupun penilaian hasil.
Untuk mencapai tujuan di atas,
Anda hendaknya berusaha mempelajari modul ini dengan sebaik-baiknya. Uraian,
contoh, dan latihan yang tersaji dalam modul ini, akan membantu Anda dalam
memahami dan mengaplikasikan konsep pembelajaran MMP di kelas rendah. Daftar
kata/istilah yang terdapat pada bagian awal modul ini akan membantu Anda untuk
memperkaya wawasan kosakata dan kejelasan makna suatu kata/istilah. Daftar
pustaka yang terdapat pada bagian akhir modul ini, dapat dijadikan acuan untuk
melacak dan mendalami materi modul ini secara konprehensif dan mendalam. Jika
hal-hal tersebut Anda pelajari dan Anda kaji dengan sungguh-sungguh, insyaallah
Anda tidak akan mengalami kesulitan di dalam memahami materi modul ini. Dalam
modul ini tersaji pula soal-soal latihan yang harus Anda kerjakan. Pemahaman
Anda akan semakin mantap, jika anda berhasil menyelesaikan soal-soal latihan
tersebut dengan baik. Untuk meyakinkan kebenaran jawaban anda dalam mengerjakan
soal-soal latihan. Anda dapat memeriksa rambu-rambu/petunjuk jawaban latihan.
Jika ternyata hasilnya kurang memuaskan, Anda harus mengkaji ulang
bagian-bagian yang belum anda pahami. Jika Anda sudah merasa yakin dengan
pemahaman Anda, silakan lanjutkan dengan pengerjaan Tes Formatif.
Keberhasilan anda dalam menyelesaikan seluruh tes formatif merupakan tolok ukur
bagi keberhasilan Anda dalam mempelajari seluruh kegiatan belajar tersebut
dalam modul ini. Oleh karena itu, kejujuran dan kesungguhan Anda untuk tidak
melihat Kunci Jawaban Tes Formatif sebelum Anda mengerjakan tes
tersebut, akan sangat menentukan kualitas pemahaman Anda terhadap materi ini.
Cobalah untuk belajar sungguh-sungguh. anda pasti berhasil. 3
Di
samping itu, keberhasilan anda dalam menerapkan berbagai metode MMP akan lebih
baik jika ditunjang oleh alat peraga. Kartu-kartu huruf, kartu kata, kartu
kalimat, gambar-gambar berlabel, papan panel, dan lain-lain akan sangat berguna
dalam menerapkan MMP. Selamat belajar! 4
1 Pembelajaran Membaca
Menulis di Kelas Rendah Pada
hari-hari pertama sekolah, pada permulaan tahun ajaran baru, sekolah-sekolah
biasanya disibukkan oleh keramaian murid-murid baru. Sekolah menjadi bertambah
ramai manakala para pengantar (mungkin ibu, bapak, kakak atau anggota keluarga
yang lain) turut pula menyaksikan pengalaman pertama salah satu anggota
keluarganya bersekolah. Berikut ini akan disajikan rekaman percakapan para
pengantar murid baru di suatu sekolah dasar. Ilustrasi percakapan ini akan
membekali Anda dalam memahami modul ini dengan baik. Mari kita lihat
percakapannya. Bu Sigit : O, Bu Imam (sambil mengulurkan tangan), putranya
bersekolah di sini juga ya ? Bu Imam : Iya … (bersalaman), si bungsu ini memang
agak lain dengan kakaknya. Dulu, Gumgum sudah bisa membaca sebelum masuk SD. Si
Gina baru hafal abjad saja. Dari huruf /a/ sampai /zet/ dia hafal. Bu Sigit :
O, begitu (penuh perhatian). Anak saya malah belum bisa apapun. Tetapi dia bisa
menuliskan namanya sendiri dengan betul. Mungkin ibu guru TK- nya yang mengajarinya
begitu. Yanti : ( tiba-tiba ikut bicara ) Kalau adik saya lain, Bu. Andri sudah
bisa membaca suku-suku kata yang terdiri atas dua huruf yang diakhiri dengan
vokal; misalnya /ba/, /bi/, /bu/, /ca/, /ci/, /cu/, dan sebagainya. Akan
tetapi, jika ditanya nama-nama hurufnya dia masih bingung. Bu Mimin : Ibu-ibu
itu lebih beruntung. Anak saya tinggal dengan neneknya sejak kecil di kampung.
Jangankan ada TK, untuk sekolah ke SD saja harus berjalan kaki sepanjang 1,5
km. Mungkin memegang pensil saja baru kali ini. Saya benar-benar khawatir.
Jangan-jangan anak saya tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya
ini.
Nah, demikianlah kira-kira
rekaman percakapan para pengantar murid baru di suatu sekolah dasar. Bagaimana,
adakah sesuatu yang mengusik pikiran anda? Anda, benar, para murid baru kelas I
itu datang dari berbagai latar yang berbeda. Ada yang sudah melek huruf 5
(sudah
mengenal huruf dan bisa membaca sekelompok atau serangkaian huruf sebagai
sekelompok bunyi yang bermakna), ada yang sekedar mengenal abjad, ada yangsudah
bisa menuliskan namanya sendiri tetapi tidak mengerti apa yang telah
dituliskannya, dan bahkan ada yang sama sekali tidak mengetahui apa-apa. Pada
awal-awal persekolahan murid-murid kelas I SD, sajian pembelajaran yang utama
untuk mereka adalah membaca dan menulis. Pembelajaran untuk kedua jenis
keterampilan ini dikemas dalam satu paket yang biasa disebut paket MMP, paket
membaca dan menulis permulaan. Melalui paket ini, untuk pertama kalinya para
murid baru diperkenalkan dengan lambang-lambang tulis yang biasa digunakan
untuk berkomunikasi. Sasaran utamanya adalah para murid kelas I SD memiliki
kemampuan membaca dan kemapuan menulis pada tingkat dasar. Kemampuan dasar
dimaksud akan menjadi landasan bagi keterampilan-keterampilan lain, baik dalam
kehidupan akademik di sekolah, maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui
ilustrasi (rekaman percakapan ibu-ibu) di atas, Anda bisa memperkirakan bahwa
anak-anak yang sudah melek huruf sudah mengalami proses pembelajaran MMP di
lingkungsn sebelumnya, mungkin di lingkungan rumah atau persekolahan, seperti
taman kanak-kanak, misalnya. Mereka memperoleh keterampilan membaca dan menulis
permulaan melalui metode MMP yang berbeda. Apa sebenarnya MMP itu? Mari kita
ikuti penjelasan berikut ini.
Pengertian MMP
MMP merupakan kependekan dari Membaca
Menulis Permulaan. Sesuai dengan kepanjangannya itu, MMP merupakan
program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis
permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku
sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku sekolah di kelas 1 sekolah dasar,
MMP merupakan menu utama.
Mengapa disebut permulaan,
dan apa sasarannya? Peralihan dari masa bermain di TK (bagi anak-anak yang
mengalaminya) atau dari lingkungan rumah (bagi anak yang tidak menjalani masa
di TK) ke dunia sekolah merupakan hal baru bagi anak. Hal pertama yang
diajarkan kepada anak pada awal-awal masa persekolahan itu adalah kemampuan
membaca dan menulis. Kedua kemampuan ini akan menjadi landasan dasar bagi
pemerolehan bidang-bidang ilmu lainnya di sekolah. 6
Kemampuan
membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar,
yakni kemampuan melek huruf. Maksudnya, anak-anak dapat mengubah dan
melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap
ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan lambang-lambang huruf yang
dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap lambang bunyi-bunyi lambang
tersebut. Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju
pemilikan kemampuan membaca tingkat lanjut, yakni melek wacana. Yang
dimaksud dengan melek wacana adalah kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni
kemampuan mengubah lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai
pemahaman akan lambang-lambang tersebut. Dengan bekal kemampuan melek wacana
inilah kemudian anak dipajankan dengan berbagai informasi dan pengetahuan dari
berbagai media cetak yang dapat diakses sendiri. Kemampuan menulis permulaan
tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat
dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang
bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan
kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan
dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna. Selanjutnya,
dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada
kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis
melalui lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya. Inilah kemampuan menulis
yang sesungguhnya.
Tujuan Pembelajaran MMP
Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan
kurikulum terkini yang digunakan di sekolah-sekolah sebagai pengganti atas
kurikulum sebelumnya, yakni Kurikulum1994. Penyempurnaan kurikulum ini
mengacu pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Peraturan Pemerintah terkait yang mengamanatkan adanya standar nasional
pendidikan. Standar-standar dimaksud berkenaan dengan standar isi, proses, dan
kompetensi lulusan serta penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh
pemerintah
Seperti dijelaskan oleh Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr. Tr. Indra Jati Sidi dalam kata pengantar
untuk Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bahwa upaya
penyempurnaan kurikulum dimaksudkan untuk mewujudkan 7
peningkatan
mutu dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup
pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya. Dimensi-dimensi dimaksud
meliputi aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan,
kesehatan, seni, dan budaya. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada
peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian
kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaiakan diri, dan
berhasil dalam kehidupan. Kurikulum tersebut dikembangkan secara lebih lanjut
sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masing-masing daerah dan sekolah setempat.
Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia hendaknya memadai dan
efektif sebagai alat berkomunikasi, berinteraksi sosial, media pengembangan
ilmu, dan alat pemersatu bangsa. Daerah atau sekolah-sekolah diberi kesempatan
untuk menjabarkan standar kompetensi itu sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
masing-masing secara kontekstual. Standar kompetensi mata pelajaran
bahasa Indonesia, khususnya aspek membaca, untuk SD dan MI adalah
sebagai berikut: “membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paraagraf,
berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus,
ensiklopedia, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan
membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita
binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak. Kompetensi membaca
juga diarahkan menumbuhkan budaya baca. Standar kompetensi aspek membaca
di kelas 1 sekolah dasar ialah siswa mampu membaca dan memahami teks pendek
dengan cara membaca lancar (bersuara) dan membaca nyaring beberapa kalimat
sederhana. Standar kompetensi ini diturunkan ke dalam empat buah kompetensi
dasar, yakni:
membiasakan
sikap membaca yang benar
membaca
nyaring
membaca
bersuara (lancar)
membacakan penggalan cerita.
Berdasarkan kompetensi dasar
tersebut ditetapkanlah hasil belajar dan indika-tornya seperti tampak dalam
uraian berikut. Hasil Belajar
|
Indikator
|
0 komentar