MEMBERDAYAKAN PERPUTAKAAN SEKOLAH


MEMBERDAYAKAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN
 DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK


Buku adalah Jendela Dunia, istilah ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Dengan maksud, bahwa dengan banyak membaca buku akan menambah pengetahuan. Atau, bagi orang yang mempunyai hobi membaca wawasannya akan lebih dibanding dengan mereka yang tidak suka membaca buku. Sehingga segala bentuk pengetahuan yang ada di dunia dapat diketahui walaupun tidak harus datang ketempatnya. Melalui membaca, orang bisa menembus batas-batas ruang dan waktu. Sebuah peristiwa yang terjadi jauh di masa lalu masih bisa dibaca atau diketahui melalaui membaca buku, misalnya. Juga jika peristiwa jauh letaknya secara geografi, semuanya masih bisa diketahui melalui kegiatan membaca buku atau media lain (Pawit M. Yusuf : 2007).
Minat baca dikalangan anak didik / siswa  pada era sekarang masih kurang. Masih banyak dari siswa yang menyia-nyiakan waktu luangnya untuk membaca sehingga minat belajarnya pun juga kurang. Kenapa demikian ? Karena dari pendidiknya tidak mentauladani, bahkan juga tidak sedikit dari pendidik yang enggan mau masuk keperpustakaan. Walau hanya sekedar melihat, tentunya akan berpengaruh bagi siswa. Apalagi jika seorang guru mau mentauladani membaca di perpustakaan ketika waktu luang atau saat jam istirahat.
Efek dari minimnya minat baca akan berpengaruh terhadap minat menulis. Ini terbukti bahwa kemampuan menulis karya ilmiah di negeri ini sangat rendah. Di level lokal dan nasional masih rendah, apalagi di level internasional.  Menurut Amich Alhumami (2008) dalam Jamal Ma’mur Asmani (2009), yang merujuk data dasar Thomson Scientifics’ Web of Science yang menghimpun sekitar 8.700 jurnal, monograf dan proceeding conference, Indonesia berada di bawah Turki (82.407), Mesir (27.723), Iran (19.114), Arab Saudi (17.472), Malaysia (10.674), Maroko (10.113), Nigeria (9.105), Pakistan (7.832), Yordania (6.384), Kuwait (5.930), dan Lebanon (5.342). Indonesia hanya mampu menyumbangkan gagasan pada level internasional sebanyak 5.118.
Dengan realitas ini akan mempengaruhi perkembang pendidikan di negera kita. Ini semua tidak lepas dari pengaruh seorang pendidik dalam menanamkan minat baca dan tulis pada anak sejak usia dini. Untuk meningkatkan kualitas menulis dan membaca harus dimulai dari tingkat rendah. Untuk dapat menanamkan sikap ini tentu harus dimulai dari seorang pendidiknya. Tidak hanya mampu memberi perintah pada siswa supaya membaca atau mencari buku ke perpustakaan, akan tetapi  harus juga mampu mentauladani siswanya membaca dan menulis.
Guru adalah manusia dengan kepribadian menyerupai para nabi. Guru adalah pribadi dengan semangat untuk terus berjuang dan berpetualang. Guru adalah pribadi dengan semangat pembebasan yang senantiasa bergelora di dalam dirinya (Asef Umar Fakhruddin : 2009). Guru adalah sosok yang bisa digugu lan ditiru (Jawa). Seorang guru bisa di jadikan  panutan dan tauladan dalam kehidupan bagi siapa saja, terutama bagi siswanya. Maka dari itu, tauladan membaca dan menulis dari seorang guru sangat diperlukan bagi siswa.
Perpustakaan merupakan sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung ataupun gedung tersendiri yang dugunakan untuk menyimpan buku serta terbitan lainnya. Bahan-bahan pustaka itu disimpan menurut tata susunan tertentu untuk kepentingan pembaca, bukan untuk dijual dengan tujuan mencari untung (Sulistiyo Basuki : 2009). Menurut Pawit M. Yusuf dan Yahya Mahendra (2005) bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan murid. Dengan peran sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar (PBM) di tingkat sekolah. Perpustakaan merupakan integral dari program penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah. Sehingga memungkinkan para tenaga kependidikan dan para peserta didik memperolrh kesempatan untuk memperluas dan memeperdalam pengetahuan melalui membaca buku dan koleksi lain yang diperlukan.
Menurut Nursisto (2001), untuk mendorong siswa cinta perpustakaan, salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan membawa siswa memasuki perpustakaan dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar. Jadi, siswa sedang mengikuti berlangsungnya proses pembelajaran, tetapi ruang kelasnya dipindahkan di perpustakaan.

Peran perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah mempunyai peran sebagai salah satu sarana pendidikan karena :
1.      Perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar mengajar.
2.      Kumpulan bahan pustaka di perpustakaan memberikan kesempatan membaca bagi murid yang mempunyai waktu dan kemampuan beraneka ragam.
3.      Perpustakaan memberikan pengalaman menguasai cara membaca sehingga pandai membaca.
4.      Perpipustakaan menimbulkan cinta membaca sehiongga dapat mengarahkan selera apresiasi siswa dalam pemilihan bacaan.
5.      Perpustakaan memberikan kepuasan akan pengetahuan di luar kelas.
6.      Perpustakaan memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk mengadakan penelitian.
7.      Perpustakaan merupakan pusat rekreasi yang dapat memberikan hiburan yang sehat.


Fungsi perpustakaan sekolah
Fungsi dari perpustakaan sekolah diantaranya adalah :
1.      Edukatif
Perpustakaan menyediakan buku yang sesuai dengan kurikulum yang dapat mengembangkan minat dan apresiasi siswa dan dapat pula menunjukkan cara menggunakan serta memelihara buku.

2.      Informatif
Perpustakaan menyediakan buku yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan.

3.      Rekreatif
Perpustakaan dapat dijadikan tempat rekreasi bagi anak-anak dengan menyediakan buku-buku bersifat rekreasi.

4.      Fungsi penelitian
Perpustakaan menyediakan buku yang dapat dijadikan sumber penelitian sederhana dalam bidang studi.

Beberapa keuntungan belajar di perpustakaan
1.      Menghilangkan kejenuhan.
Dengan lain situasi akan tercipta suasana segar dalam perasaan / hati siswa.
2.      Siswa seakan terbawa masuk ke etalase sebuah toko.
Ketika siswa melihat deretan buku – buku yang berwarna-warni sampulnya dan sangat beragam tebal dan tipis maupun format dasarnya otomatis siswa akan tertarik untuk membaca.

3.      Begitu masuk ke perpustakaan kesan lebih bebas dan peluang untuk beraktivitas individual terbuka.
Hal ini membawa akibat positif karena siswa merasa boleh melakukan pilihan sesuai dengan kehendaknya.


Langkah-langkah pemberdayaan perpustakaan sebagai sarana pembelajaran

Untuk dapat melaksanakan pemberdayaan perpustakaan sebagai sarana pembelajaran, langkah-langkah yang ditempuh  anatara lain :
1.        Materi yang akan di pelajari di perpustakaan.
Materi  yang harus disiapkan di perpustakaan terkait dengan peran sarana pembelajaran adalah ketersediaan buku yang jumlahnya memenuhi untuk seluruh anggota suatu kelas. Kalau rata-rata jumlah siswa 40 per kelas, jumlah untuk judul buku pun masing-masing sekurang-kurangnya empat puluh pula.Kalau bentuknya bukan buku semisal bendelan koran atau majalah juga bisa. Asal jumlahnya bisa memenuhi kebutuhan tadi.
Materi bisa dalam bentuk buku yang sejenis misal pelajaran bahasa Indonesia. Dongeng/cerita apa saja di dalamnya akan terkandung unsur-unsur tokoh, alur, dan latar akan mudah memberi peluang kepada siswa untuk diberi tugas membaca oleh guru. Selain itu, cerita dapat mengasah anak untuk dapat mengolah ketrampilan berbicara/berkisah.

2.        Sistem pengaturan oleh guru dalam penugasan siswa ke perpustakaan.
Pengaturan guru membimbing siswanya dalam memmanfaatkan perpustakaan sebagai saran pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.         Guru menjelaskan program.
Misalnya selama dua jam pelajaran agar siswa  membuka-buka buku pelajaran, dongeng/cerita, atau surat kabar/majalah yang ada di perpustakaan.
b.         Guru menyiapkan semua perangkat yang dibutuhkan oleh siswa.
Misal buku tadi dan tempat yang nyaman bagi siswa ketika berada di perpustakaan.
c.         Guru memberikan soal atau tugas disertai penjelasan apa yang harus dikerjakan oleh siswa didalam perpustakaan.


Bentuk-bentuk  tugas yang dapat diberikan
Bentuk tugas yang diberikan sebaiknya :
1.      Memberi peluang bagi siswa untuk banyak mencari sumber belajar.
2.      Tugas yang sangat mungkin memerlukan daya dukung bahan referensi yang ada di perpustakaan.
3.      Bahab tugas yang memberi peluang siswa saling berdiskusi ketika menyelesaikan tugas.
4.      Tugas yang dapat membuka cakrawala pandang siswa.
Dengan membuat sistem pembelajaran ini diharapkan siswa akan cinta terhadap perpustakan. Ketika mereka sudah jatuh cinta, minat bacanya pun akan muncul sedikit demi sedikit. Karena dari membaca dapat diasah ketrampilan-ketrampilan yang lain, seperti menulis dan berbicara. Maka dari itu, sikap dan tauladan serta ke inovatifan maupu kekreatifan seorang guru sangat perlu dalam mengembangkan pengetahuan anak.

Daftar Pustaka

1.      Asmani. Jamal Ma’mur, 2009, “Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif”, Jogjakarta : Diva Press.
2.      Basuki. Sulistiyo, 2009, “Pengantar Ilmu Perpustakaan”,  Jakarta : Universitas Terbuka.
3.      Fakhruddin. Asef Umar, 2009, “Menjadi Guru Favorit”, Jogjakarta : Diva Press.
4.      Nursito, 2001, “Spektrum Pengalaman Lapangan Dalam Dunia Pendidikan” Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Umum (DEPDIKNAS).
5.      Yusuf. Pawit M.et al, 2005, “Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah”, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
6.      _____________,1984, “Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah Dasar”, Jakarta : PN Balai Pustaka.















MEMBERDAYAKAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN
 DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA ANAK


Disusun Oleh :

G I T O
NIP. 19791008 200701 1 006


SEKOLAH DASAR NEGERI III SELOREJO
UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GIRIMARTO
2012
Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

0 komentar

Leave a Reply