UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS RENDAH MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK
KARYA TULIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Guna Mengikuti Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah
Periode Juli 2012
Oleh:
GITO,A.Ma
NIP 19791008 200701 1 006
GURU SEKOLAH DASAR NEGERI III SELOREJO
UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GIRIMARTO
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN WONOGIRI
2012
JABATAN/TUGAS POKOK DAN FUNGSI
- Nama : GITO,A.Ma
- NIP : 19791008 200701 1 006
- Pangkat/Golongan : Pengatur Muda Tk. I / I I.b
- Jabatan : Guru Kelas III
- Unit Kerja : Sekolah Dasar Negeri III Selorejo
- Uraian Tugas :
a. Menyiapkan dan
Merencanakan Program Pengajaran
b.
Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran
c.
Menyusun Program Evaluasi
d.
Melaksanakan Analisis Hasil Belajar
e.
Melaksanakan Program Perbaikan/Pengayaan
f.
Melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan
g.
Mengelola Keuangan Sekolah
h.
Melaksanakan Kegiatan Ekstra Kurikuler
Wonogiri, 2 Juni
2012
GITO,A.Ma
ABSTRAK
GITO,A.Ma. NIP.197910082007011006. Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas Rendah Melalui Pembelajaran Tematik. Karya
Tulis : Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah. Juli 2012.
Permasalahan dalam makalah ini adalah 1) apakah dengan penerapan
pendekatan tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan 2) apakah dengan
penerapan pendekatan tematik dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar.
Makalah
ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan tentang manfaat tema dalam pembelajaran
tematik. 2) mendeskripsikan karakteristik-karakteristik pembelajaran tematik.
3) mendeskripsikan strategi pembelajaran tematik. 4) mendeskripsikan kekuatan pembelajaran tematis.
5) mendeskripsikan langkah-langkah
penyusunan strategi pembelajaran tematik. Dan 6) mendeskripsikan konsekuensi-konsekuensi yang
dihadapi dalam pembelajaran tematik.
Hasil
dari deskripsi makalah ini dapat disimpulkan bahwa 1) dalam
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya kelas rendah (kelas satu sampai
dengan kelas tiga), penerapan pendekatan pembelajaran tematik sangat tepat, karena pendekatan tematik lebih menekankan
pada keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar secara aktif, sehingga siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih. 2) dengan pembelajaran tematik anak akan
memperoleh pengalaman belajar yang relevan, dan dapat menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang dipelajarinya sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhannya. 3) pengalaman dan hasil belajar lebih tahan lama,karena diperoleh secara
langsung dengan suasana yang menyenangkan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan karya tulis ini
dapat berjalan lancar. Karya tulis yang
bertemakan “Pembelajaran Tematik” dengan judul “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas
Rendah Melalui Pembelajaran Tematik” diangkat dengan maksud
untuk mengetahui sejauh mana penerapan pembelajaran tematik terhadap
peningkatan hasil belajar siswa,
sehingga dapat digunakan bagi guru dan pelaku pendidikan lain dalam menerapkan
metode pembelajaran ini secara mantap.
Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada :
1.
Bupati Wonogiri lewat Kepala Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Wonogiri yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti
Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijasah periode Juli 2012.
2.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri lewat Kepala
Bagian Tata Usaha yang telah memberikan informasi dan kesempatan tentang Ujian
Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijasah periode Juli 2012.
3.
Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Girimarto beserta
staf yang telah memberikan kelengkapan administrasi.
4.
Kepala Sekolah dan rekan guru SDN III Selorejo yang
telah memberikan semangat dan motivasi.
5.
Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan
karya tulis ini.
Semoga semua pihak yang telah membantu selesainya
pembuatan karya tulis ini senantiasa mendapatkan limpahan rahmad dan barokah
dari Allah SWT dan penulisan karya tulis ini dapat berguna bagi penulis
khususnya dan Guru Sekolah Dasar pada umumnya.
Wonogiri,
Juni 2012.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL ...................................................................................................
i
JABATAN/TUPOKSI
GURU......................................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................................................... iii
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... v
DAFTAR
ISI.................................................................................................................. vii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah........................................................................................ 1
B. Lingkup Kajian...................................................................................................... 2
BAB
II GAMBARAN KEADAAN
A. Keadaan Sekarang................................................................................................. 3
B. Keadaan yang Diinginkan…................................................................................. 4
BAB
III PERMASALAHAN
A. Identifikasi Masalah.............................................................................................. 6
B. Perumusan Masalah............................................................................................... 7
BAB
IV ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
A.
Analisis.................................................................................................................. 9
B.
Pemecahan
Masalah............................................................................................. 11
BAB
V PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................................... 20
B.
Saran.................................................................................................................... 20
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, untuk jenjang Sekolah Dasar pada
bagian stuktur kurikulum yang juga diisyaratkan pada standar isi dan standar
kompetensi lulusan, dijelaskan kegiatan pembelajaran kelas satu sampai dengan
kelas tiga menggunakan pendekatan tematik.
Tematik adalah suatu sistem
penerapan dengan menggabungkan beberapa tema dari beberapa pelajaran tertentu
sehingga menjadi pembelajaran yang padu, efektif, menyenangkan dan dapat
berkesan bagi siswa sehingga pelajaran mampu bertahan lama didalam otak anak.
Peserta didik sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada
rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan
tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan
masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu
memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih
bergantung kepada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami secara
langsung. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah dasar kelas satu sampai
dengan kelas tiga yang terpisah untuk setiap mata pelajaran, akan menyebabkan
kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi
siswa. Selain itu, dengan pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada
kelas rendah (kelas satu sampai dengan kelas tiga), yaitu tingginya angka
mengulang kelas dan putus sekolah.
B. Lingkup Kajian
Ruang lingkup pengembangan pembelajaran tematik meliputi seluruh mata
pelajaran pada kelas satu sampai dengan kelas tiga Sekolah Dasar, yaitu:
Pendidikan Agama, Bahassa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam,
Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan
Ketermpilan, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
BAB II
GAMBARAN KEADAAN
A. Keadaan Sekarang
Saat ini pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar kelas satu
sampai dengan kelas tiga untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah,
misalnya Matematika 2 jam
pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam
pelaksanaannya kegiatan dilakukan secara murni mata pelajaran, yaitu hanya
mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan
mata pelajaran itu. Pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah
akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat
kesulitan peserta didik. Melalui pengamatan bahwa pada program KKG di gugus
penulis, mayoritas guru kelas awal (kelas satu sampai dengan kelas tiga) belum
menerapkan pembelajaran tematik. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yaitu latar belakang
pendidikan pendidik yang bervariasi, lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya di
satuan pendidikan masing-masing pendidik
Hal serupa juga diungkapan didalam majalah GENTA No.148/Tahun VII/05-19
Juni 2010 diutarakan bahwa melalui supervisi yang dilanjutkan pembinaan
melalui wawancara dengan guru kelas satu sampai dengan kelas tiga , mayoritas
alasan belum melaksanakan pembelajaran tematik, karena belum dipahami bagaimana
melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan tematik. Melalui wawancara dengan
kepala sekolah ditemukan, kepala sekolah pun belum faham betul tentang
pembelajaran tematik.
B. Keadaan yang Diinginkan
Dengan pembelajaran tematik
anak diharapkan dapat meginterprestasikan dirinya sehingga mampu beradaptasi
dengan lingkungannya. Menurut Piaget (1950), bahwa setiap anak memiliki cara
tersendiri dalam mengiterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori
perkembangan kognitif) anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi
dengan lingkunganya. Pada anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi
konkret. Dalam perkembangan berpikir, kecenderungan belajar anak usia Sekolah
Dasar memiliki 3 ciri yaitu:
1. Konkrit
Mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkret yakni
yang dapat dilihat, diraba, didengar, dibau, dan diotak-atik, dengan penekanan
pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.
2. Integratif
Pada tahap usia Sekolah Dasar anak memandang suatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan,
mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu.
3. Hierarkis
Pada tahapan usia Sekolah Dasar, cara anak belajar berkembang secara
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenal urutan logis,
keterkaitan antarmateri, dan cakupan keluasan, serta kedalaman materi.
Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian
yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau
pengalaman. Pembelajaran adalah proses interaksi antar anak dengan anak, anak
dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran akan
lebih bermakna, jika dilakukan dalam dalam lingkungan yang nyaman dan
memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar tidak sekedar menghafal
konsep/fakta, tetapi merupakan kegiatan
menghubungkan konsep- konsep untuk
menghasilkan pemahaman yang
utuh. Agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha
mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa sesuai dengan
tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar dan pembelajaran
bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal Sekolah Dasar
sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik.
BAB III
PERMASALAHAN
A. Identifikasi Masalah
Pendidikan adalah keseluruhan yang terpadu dari segenap komponen yang saling berinteraksi dan
melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dalam rangka membantu anak didik agar
menjadi manusia terdidik sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan harus
mencakup semua aspek yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif, sementara ini
pendidikan yang telah berjalan lebih menekankan pada aspek kognitif saja. Guru
merupakan kunci utama dalam peningkatan mutu pendidikan dan berada pada posisi
sentral dari setiap perubahan di bidang pendidikan. Di dalam kelas guru
mempunyai tanggung jawab di dalam mengatur dan menciptakan suasana yang
mendorong proses pembelajaran yang berkualitas.
Salah satu upaya
yang ditempuh adalah dengan mengadakan pembenahan dan perubahan pendekatan
dalam proses pembelajaran.
Dalam menyampaikan materi pelajaran kebanyakan masih menggunakan pola
pembelajaran konvensional dan kurang memperhatikan pemanfaatan media
pembelajaran untuk mengurangi tingkat verbalisme siswa. Hal ini disebabkan oleh
beban kurikulum yang cukup berat dan tuntutan untuk mencapai target kurikulum.
Guru belum dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan. Guru kurang menyadari akan tingkat perkembangan anak didik.
Siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar dan bosan karena proses
pembelajaran yang cenderung monoton dan kurang variatif. Guru kurang kreatif
dalam memilih/menentukan pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
tematik sebenarnya ditekankan untuk diterapkan pada pembelajaran di kelas bawah
(kelas satu sampai dengan kelas tiga), namun mayoritas guru belum
melaksanakannya. Hal teersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu latar
belakang pendidikan masing-masing pendidik yang berbeda-beda, lingkungan
sekolah maupun kurangnya penguasaan pendidik dalam mempersipkan dan
melaksanakan pembelajaran tematik.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diidentifikasi hal-hal sebagai berikut:
- Guru belum memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
- Guru belum bisa menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
- Guru kurang mampu memanfaatkan sarana dan prasarana untuk dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
- Guru kurang mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan bermakna.
- Guru kurang mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
- Apakah dengan penerapan pendekatan tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
- Apakah dengan penerapan pendekatan tematik dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar?
BAB
IV
ANALISA
DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Analisa Masalah
Sebagai seorang pendidik,
profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu
pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran
yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Menurut Degeng (1998) daya tarik suatu
mata pelajaran/pembelajaran ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata
pelajaran itu sendiri, dan kedua oleh cara mengajar guru. Oleh karena itu tugas
profesional seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak
menarik menjadikannya menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah, yang tadinya
tak berarti menjadi bermakna. Jika kondisi tersebut dapat dilaksanakan guru
yaitu siswa secara suka rela untuk mempelajari lebih lanjut karena adanya kebutuhan
dan belajar bukan sekedar kewajiban, maka guru sebagai pengajar dapat dikatakan
berhasil. Namun untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah karena dibutuhkan
pendidikan, keahlian, dan sikap khusus serta pengakuan dari masyarakat. Untuk
mencapai keberhasilan dalam pembelajaran itu guru harus berusaha untuk
menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan. Guru harus kreatif,
menarik, dan menciptakan pembelajaran yang bermakna. Guru harus pandai-pandai
menerapkan berbagai metode untuk mencapai keberhasilan dalam mengajar sehingga
konsep yang dipelajarinya akan dipahami secara baik dan tidak mudah
dilupakan.belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang
dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan
orang atau penjelasan guru. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak,
karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka
pembelajaran bagi anak kelas awal Sekolah Dasar sebaiknya dilakukan dengan
pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan penngalaman bermakna kepada siswa. Tema
adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(Poerwadarminta, 19830). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak
keuntungan, diantaranya sebagai berikut:
1.
Siswa mudah
memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu
2.
Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.
3.
Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan.
4.
Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik
denganmengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.
5.
Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar
karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
6.
Siswa lebih bergairah belajar karena dapat
berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam
satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.
7.
Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang
disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua
atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial,
pemantapan,atau pengayaan.
B. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah yang
dihadapi dalam dunia pendidikan terutama dalam pembelajaran khususnya siswa
kelas bawah (kelas satu sampai dengan kelas tiga), maka guru harus dapat
menciptakan situasi pembelajaran yang bersifat fleksibel, aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan. Guru seharusnya dapat menciptakan pembelajaran yang
lebih menarik dan bermakna.
Penerapan pembelajaran tematik bagi
siswa kelas satu sampai dengan kelas tiga memang sangat tepat. Pembelajaran
tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara
aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang
mereka pelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah
dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestal,
termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan
berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada
penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Guru perlu mengemas atau merancang pengalaman
belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar
yang menunjukkan kaitan unsur-unsur koseptual menjadikan proses pembelajaran
yang lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan
membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar
akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa
yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
Beberapa ciri khas dari pembelajaran
tematik antara lain:
1.
Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan
tingkat perkembangan anak usia sekolah dasar.
2.
Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
3.
Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi
siswa sehingga hasil belajar dapatbertahan lebih lama.
4.
Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
5.
Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatik
sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya.
6.
Mengembangkan ketermpilan sosial siswa, seperti
kerjasama, tolernsi, komunikasi, dan
tanggap terhadap gagasan orang lain.
Didalam (http://www.google.co.id/search?q=pembelajaran+tematik)
pelaksanaan pembelajaran tematik atau
dengan memanfaatkan tema ini, akan memperoleh beberapa manfaat yaitu:
1.
Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan
indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang
tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2.
Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna
sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan
tujuan akhir.
3.
Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat
pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
4.
Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka
penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
Untuk
memadukan materi pelajaran dari beberapa
mata pelajaran dibuatlah sebuah tema-tema yang beperan sebagai berikut :
1.
Siswa
mudah memusatkan perhatian satu tema atau topik tertentu.
2.
Siswa
dapat mempelajari pengetahuan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran
dalam tema yang sama.
3.
Pemahaman
terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4.
Kompetensi
berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain
dan pengalaman pribadi.
5.
Anak
lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan konteks tema
yang jelas.
6.
Anak lebih
bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata,
misalnya bertanya, bernyanyi, bercerita,
menulis, deskripsi, menulis surat, dan sebagainya untuk mengembangkan
keterampilan berbahasa, sekaligus untuk mempelajari mata pelajaran lain.
7.
Guru
dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu
dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali pertemuan.
Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau
pengayaan.
Pembelajaran
tematik sebagai model pembelajaran Sekolah Dasar kelas satu sampai dengan kelas tiga mempunyai
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), sesuai dengan pendekatan
belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subyek belajar,
sedangkan guru lebih banyak berpera sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudhan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (direct experiences).
Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata
(konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan kosep-konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Sehingga siswa mmampu
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru
dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan
siswa berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan
kebutuhan siiswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi
yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain
dan menyenangkan
Siswa diberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke
dalam pengertian.
Strategi
pembelajaran tematik antara lain :
1.
Bersahabat,
menyenangkan, dan bermakna bagi anak.
2.
Dalam
menanamkan konsep atau pengetahuan dan keterampilan anak tidak harus di-drill,
tetapi ia belajar melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang sudah dipahami. Bentuk pembelajaran ini dikenal dengan
pembelajaran terpadu, dan pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak.
Kekuatan Pembelajaran Tematis diantaranya adalah :
1.
Pengalaman
dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan
anak.
2.
Menyenangkan
karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak.
3.
Hasil
belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
4.
Mengembangkan
keterampilan berpikir anak sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, dan
5.
Menumbuhkan
keterampilan sosial, bekerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap
gagasan orang lain.
Agar bisa melaksanakan pembelajaran
tematik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dibutuhkan suatu cara atau
langkah-langkah dalam menyusun strategi pembelajarannya. Langkah-langkah Penyusunan Strategi
Pembelajaran Tematik terbut antara lain seorang guru harus :
1.
Mempelajari Kurikulum
2.
Memahami Silabus
3.
Menentukan SKBM (Standar
Ketuntasan Belajar Minimal)
4.
Membuat jaring-jaring tema
5.
Menggabungkan materi pelajaran dari beberapa mata pelajaran
yang berkaitan.
6.
Membuat ringkasan materi
dengan menggunakan kata-kata yang pendek dan mudah dipahami anak serta memilih
buku pedoman sebagai sumber belajar yang sesuai / relevan.
7.
Membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sekaligus menentukan metode/tehnik,serta sarana dan alat
peraga pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat berkesan bagi
siswa
Dengan
demikian dalam pembelajaran tematik ada beberapa konsekuensi yang harus
dihadapi. Konsekuensi-konsekuensi
tersebut antara lain:
1. Konsekuensi bagi guru
Guru harus kreatif baik dalam menyiapkan
kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari
berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh
2. Konsekuensi bagi siswa
Siswa harus siap mengikuti pembelajaran yang dalam
pelaksaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan,
kelompok kecil ataupun klasikal. Siswa
siap mengikuti pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya: diskusi
kelompok, penelitian sederhana, dan penelitian sedarhana, dan pemecahan
masalah.
3. Konsekuensi
terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
Memerlukan sarana dan prasarana belajar, memanfatkan
berbagai sumber belajar, mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang
bervariasi, dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada atau buku suplemen khusus yang memuat bahan
ajar yang memuat bahan ajar yang terintegrasi
4. Konsekuensi terhadap pengaturan ruangan
Ruang perlu ditata sesuai dengan tema, tidak harus duduk
di kursi tetapidapat duduk di karpet/tikar. Dinding kelas dimanfaatkan untuk
memajang hasil karya siswa dan dapat digunakan sebagai sumber belajar, alat,
sarana dan sumber belajar dikelola agar dapat mudah digunakan kembali.
5. Konsekuensi terhaadap pemilihan metode
Pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode yang
bervariasi misalnya percobaan, tanya jawab, demonstrasi, bermain peran,
bercakap-cakap.
Dari pemaparan diatas, jika diterapkan secara optimal akan meningkatkan
keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Jika kegiatan belajar mengajar
aktif secara tidak langsung akan meningkatkan hasil belajar siswa. Perlunya
kegiatan belajar mengajar yang aktif akan dapat membuat anak didik senang.
Selain itu belajar aktif dapat mengoptimalkan kegiatan belajar anak. Belajar
aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang
komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik
aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan
dalam waktu singkat membuat mereka
berpikir tentang materi pelajaran. Juga terdapat teknik-teknik memimpin belajar
bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat,
mempraktikkan ketrampilan-ketrampilan, mendorong adanya pertanyaan-pertanyaan,
bahkan membuat peserta didik dapat saling mengajar satu sama lain ( Mel
Silbermen, 2009 : 27 ).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada karya tulis ini adalah:
1.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya kelas rendah (kelas satu sampai dengan
kelas tiga), penerapan pendekatan pembelajaran tematik sangat tepat, karena pendekatan tematik lebih menekankan
pada keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar secara aktif, sehingga siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih.
2.
Dengan pembelajaran tematik anak akan memperoleh
pengalaman belajar yang relevan , dan dapat menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang dipelajarinya sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhannya.
3.
Pengalaman dan hasil belajar lebih tahan lama,karena diperoleh secara
langsung dengan suasana yang menyenangkan.
B. Saran
Peningkatan hasil
belajar akan terwujud sejalan dengan upaya-upaya yang dilakukan guru.
Peningkatan hasil belajar akan meningkatkan mutu pendidikan, sampai dengan kelas pendidikan yang bermutu akan menghasilkan
sumber daya manusia yang handal, cerdas dan berkepribadian kuat. Oleh karena itu penulis menyampaikan
saran-saran sebagai berikut:
- Guru harus dapat melaksanakan tugas dan perannya dalam pendidikan secara maksimal.
- Untuk dapat meningkatkan hasil belajar dan mutu pendidikan, pendidik harus berperan sebagai tenaga profesional yang mampu : menciptakan suasana yang tidak membosankan, menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, menarik, dan bermakna.
- Penerapan pembelajaran tematik bagi pendidik, khususnya kelas rendah (kelas satu sampai dengan kelas tiga).
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2007. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
GENTA No.
148/Tahun VII/05-19 Juni 2010
http://www.google.co.id/search?q=pembelajaran+tematik diakses Kamis tanggal 28 Juni 2012 pukul 19.45
http://mgmpips.worpress.com/2008/04/08/karakterisitik-pembelajaran-tematik diakses Kamis tanggal 28 Juni 2012 pukul 20.00
Mel Silbermen,2009.Active Learning (101 Strategi Pembelajaran
aktif)....Penerjemah Sarjuli Et.al...Cetakan VI.Yogyakarta.INSAN
MADANI.
23 Februari 2019 pukul 16.24
artikel bagus, Ijin Copy