PERTANIAN TANAMAN PANGAN



BAB I
PERTANIAN TANAMAN PANGAN
Standar Kompetensi :
1.      Menunjukkan macam-macam pertanian tanaman pangan, melalui pengamatan, kegiatan, latihan dan praktik bekerjanya.
Kompetensi Dasar :         
1.1.Menjelaskan tentang pertanian tanaman pangan.
1.2.Menjelaskan jenis pertanian menurut kondisi tanah dan iklim.
1.3.Menyebutkan berbagai macam pertanian holtikultura/tanaman pangan.

A.                Pengertian Pertanian
Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah “bulan sabit yang subur” di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (sereal, terutama gandum kuna seperti emmer) dan polong-polongan di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es berakhir di era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan.
Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM.
Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda. Hewan ternak yang pertama kali didomestikasi adalah kambing/domba (7000 tahun SM) serta babi (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi kucing. Sapi, kuda, kerbau, yak mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM. Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. Ulat sutera diketahui telah diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising). Namun demikian, yang sering dianggap bagian dari pertanian dapat berarti ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan (bukan agroforestri).
Usaha pertanian memiliki dua ciri penting:
(1) selalu melibatkan barang dalam volume besar.
(2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi.
Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern telah mengurangkan dari pada sistem pertanian, misalnya budidaya alga dan hidroponika.
Terkait dengan pertanian, maka dikenal dengan beberapa istilah,yaitu:
1.         Usaha Tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan).
2.         Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh “petani tembakau” atau “petani ikan”.
3.         Peternak adalah pembudidayaan hewan ternak
(livestock)
.

Cakupan dari obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan. Penggolongan ini dilakukan berdasarkan objek budidayanya yaitu:
a.         Budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang diolah secara intensif,
b.         Kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar.
c.         Peternakan, dengan obyek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia).
d.        Perikanan, dengan obyek hewan perairan (ikan, amfibia dan semua nonvertebrata).
Dari sudut keilmuan, semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-dasar yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi. Dasar-dasar usaha pertanian tersebut meliputi :
a.         Pengelolaan tempat usaha.
b.         Pemilihan bibit.
c.         Metode budidaya.
d.        Pengumpulan hasil.
e.         Distribusi.
f.          Pengolahan dan pengemasan.
g.         Pemasaran.

B.     Bentuk-Bentuk Pertanian Di Indonesia
1.      Kondisi Tanah
Tanah adalah salah satu tempat atau media untuk kehidupan tanaman. Tanah terdiri dari lapisan bumi paling luar yang berasal dari pelapukan batuan induk yang mempunyai kedalaman dan karakter yang berbeda - beda. Sedangan bahan organik tanah merupakan hasil dari pelapukan sisa - sisa tanaman dan atau binatang yang bercampur dengan bahan mineral lain didalam tanah pada lapisan atas tanah. Bahan organik tanah mempunyai beberapa fungsi yaitu:
a.         Fisika : memperbaiki struktur tanah, memperbaiki aerasi tanah, meningkatkan daya penyangga air tanah, menekan laju erosi.
b.        Kimia : menyangga dan menyediakan hara tanaman, meningkatkan efisiensi pemupukan, menetralkan sifat racun Al dan Fe.
c.         Biologi : sumber energi bagi jasad renik / microba tanah yang mampu melepaskan hara bagi tanaman.
d.        Penyangga biologis tanah yang mampu menyeimbangkan hara dalam tanah dan menyediakan hara bagi tanaman secara efisien. Bahan organik adalah bahan yang berasal dari limbah tumbuhan atau hewan atau produk sampingan seperti pupuk kandang atau unggas pupuk hijau dll. Pada umumnya bahan organik mempunyai C/N rasio tinggi (besar dari 30), sehingga bila digunakan langsung pada lahan pertanian akan mengganggu pertumbuhan tanaman karena terjadi proses fermentasi dalam tanah.
2.      Jenis – Jenis Tanah
Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
a.         Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
b.        Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.


c.         Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
d.        Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
e.         Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
f.         Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
g.        Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
h.        Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
Berdasarkan jenis-jenis tanah tersebut diatas. Maka bentuk – bentuk – bentuk pertanian di Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
a.       Sawah
Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air, baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah huan maupun sawah pasang surut.
b.      Tegalan
Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegal akan kering dan sulit untuk ditumbuhi tanaman pertanian.
c.       Pekarangan
Pekarangan adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah ( biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan / digunakan untuk ditanami tanaman pertanian.
d.      Ladang Berpindah
Ladang berpindah adalah suatu kegiatan pertanian yang dilakukan di banyak lahan hasil pembukaan hutan atau semak di mana setelah beberapa kali panen / ditanami, maka tanah sudah tidak subur sehingga perlu pindah ke lahan lain yang subur atau lahan yang sudah lama tidak digarap.
Beberapa hasil-hasil pertanian di Indonesia antara lain :
1.        Pertanian Tanaman Pangan
Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Jalar, Ketela Pohon
2.        Pertanian Tanaman Perdagangan
Kopi, Teh, Kelapa, Karet, Kina, Cengkeh, Kapas, Tembakau, Kelapa Sawit, Tebu
C.    Pengaruh Iklim Terhadap Pertanian
Iklim adalah suhu rata-rata udara dalam waktu lama pada daerah yang sangat luas. Dalam membicarakan sumberdaya iklim untuk pertanian, perlu dilihat unsur-unsur iklim yang ada kaitannya dengan pertanian dalam arti luas dan pertumbuhan tanaman dalam arti sempit. Selanjutnya perlu dilihat kaitannya dengan sumberdaya lainnya seperti tanah dan air.
Informasi curah hujan diperlukan mengenai jumlah hujan, jumlah hari hujan dan sebarannya menurut waktu. Kelembaban berkaitan dengan pertumbuhan hama dan penyakit tertentu pada berbagai tanaman. Suhu berkatan dengan umur tanaman, pertumbuhan generatif, pembentukan biji, buah dan gangguan fisiologis lainnya. Angin diperlukan untuk penguapan, penyerbukan, keseimbangan kandungan udara, bahkan tenaga angin dapat dipakai untuk menggerakan berbagai alat mekanik pertanian. Suhu, radiasi surya dan curah hujan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil padi melalui dua cara. Pertama secara langsung, iklim mempengaruhi proses fisiologis tanaman, seperti pertumbuhan vegetatif, susunan organ-organ penyimpanan dan pengisian gabah. Kedua secara tidak langsung mempengaruhi hasil gabah melalui kerusakan oleh hama dan penyakit yang menyerang tanaman.
Informasi yang tersedia tentang pola iklim saat ini belum sempurna untuk kebutuhan pertanian, baik mengenai peta klasifikasi iklim yang ada, prakiraan iklim jangka pendek maupun jangka panjang, maupun data-data unsur cuaca lainnya. Hal ini disebabkan pemantauan unsur iklim belum dilaksanakan disetiap tempat karena keterbatasan pemerintah dan masih rendahnya system kerjasama pemantauan cuaca dan iklim dengan instansi lainnya.
D.    Informasi Iklim Untuk Pertanian
Informasi iklim yang diperlukan untuk pertanian bersifat praktis. Secara lebih spesifik informasi iklim bagi pertanian sebagai berikut :
1.         Informasi wilayah
Berdasarkan sifat iklim suatu wilayah, komoditas pertanian apa yang sesuai di daerah tersebut untuk dikembangkan mungkin dapat dibedakan atas komoditas sesuai dan sesuai bersyarat.
2.         Informasi Komoditas
Sebagai contoh bila ada orang mau menanam mangga. Dimana daerah yang cocok iklimnya untuk tanaman tersebut. Kalau dapat dilengkapi dengan informasi sifat tanah, luas areal, sosial ekonomi dan lain sebagainya, yang mendukung pertumbuhan dan produksi mangga. Contoh lain, kalau di Padang Sidempuan iklim mikro dan sifat tanah telah cocok untuk bertanam Salak dengan pertumbuhan dan produksi telah maksimal, seharusnya didaerah itu jangan dikembangkan lagi komoditas lain yang dapat mengganggu areal Salak seperti Kelapa Sawit dan Karet serta pemukiman.
3. Pola Curah hujan
Pola curah hujan selama satu musim atau satu tahun yang akan datang, sangat diperlukan untuk merencanakan pertanian. Kapan, berapa lama, berapa banyak curah hujan pada suatu lokasi tertentu. Secara terinci dapat diinformasikan berapa persen peluang curah hujan sejumlah yang diharapkan dapat diperoleh. Hal ini dapat berbeda untuk komoditas yang berbeda pula. Untuk mendukung ini sebenarnya dari zaman Belanda sampai era tahun 70-an masih sangat banyak pengamatan curah hujan di Sumatera Utara dengan sistem kerja sama antara BMG dengan instansi terkait lainnya.
3.         Peluang Kekeringan
Tidak hanya pola curah hujan yang perlu diprakirakan. Peluang terjadinya kekeringan pun perlu dikaji dengan seksama. Berapa persen peluang terjadinya kekeringan pada satu waktu didaerah tertentu. Kapan akan terjadinya pun sebenarnya dapat diprakirakan. Hal ini semua hanya dapat dilakukan jika data tersedia dengan lengkap di daerah-daerah sentra pertanian khususnya.
4.         Peta Iklim
Peta iklim untuk pertanian seyogianya selalu dapat diperbaharui secara berkala, terutama untuk pola curah hujan dengan data-data mutakhir. Di Sumatera Utara telah memiliki peta iklim (zone agroklimat menurut Oldeman) yang disusun tahun 90-an harus selalu di up dating secara berkala sesuai dengan data-data mutakhir. Persoalannya adalah data-data mutakhir volumenya makin menurun. Salah satu penyebabnya adalah, sebelumnya semua stasiun hujan yang ada, BMG bekerjasama dengan Diperta, Disbun, Dishut dan PU Pengairan Tk I Sumut, namun setelah Otonomi Daerah belum ada kejelasan Stasiun Hujan kerjasama yang ada di daerah siapa yang bertanggung jawab secara struktural.

E.     Macam-Macam Tanaman Pangan
Indonesia adalah negara agraris tempat tumbuh berbagai jenis tanaman pangan. Walaupun saat ini banyak sekali tanaman budidaya pertanian yang diekspor namun dulunya Indonesia pernah dikenal sebagai negara swasembada pangan. Hampir seluruh rakyat Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya.
Oleh karena itu, sebagian besar tanaman pangan yang ditanam di negara ini adalah padi. Daerah lumbung padi di Indonesia sebagian besar adalah di pulau Jawa, Bali dan Sumatra. Walaupun sebagian besar beras diekspor dari negara lain, namun ketiga pulau inilah yang menyumbang konsumsi beras nasional. Selain padi, makanan pokok lainnya adalah sagu, singkong, jagung serta ubi.
Tanaman pangan yang dapat ditemui sehari-hari dan ditanam di pekarangan rumah adalah sayur mayur dan buah-buahan yang dapat diolah menjadi masakan dan beberapa tanaman dapat dimakan tanpa harus dimasak. Di Jawa Barat, sebagian besar masyarakatnya biasa memakan sayuran mentah yang dijadikan lalapan dan sebagian besar dari sayuran tersebut diambil dari kebun mereka sendiri. Memakan sayuran dari kebun sendiri lebih sehat daripada membeli sayuran di pasar karena sayuran kebun tumbuh secara alami tanpa terkena bahan-bahan yang berbahaya seperti pestisida. Banyak memakan sayuran dan buah sangatlah baik untuk kesehatan. Selain mengandung banyak serat dan vitamin, tanaman juga dapat membuat awet muda, memuluskan kulit serta melunturkan lemak.
Dengan demikian, tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan protein. Tanaman Pangan tersebut meliputi komoditas :
1.      Padi
a.       Padi di lahan sawah adalah padi yang ditanam di lahan sawah. Yang termasuk padi di lahan sawah: padi rendengan, padi gadu, padi gogo rancah, padi pasang surut, padi lebak, padi rembesan dan lain-lain.
b.      Padi di lahan bukan sawah adalah padi yang ditanam di lahan bukan sawah.Yang termasuk padi di lahan bukan sawah ialah padi gogo/ladang/huma.
c.       Padi hibrida adalah padi yang benihnya merupakan keturunan pertama dari persilangan dua galur atau lebih dimana sifat-sifat individunya Heterozygot dan Homogen. Contohnya : Miki – 1, Intani – 1, Intani – 2, Miki – 2.
d.      Padi konvensional adalah padi yang benihnya berasal dari galur murni, sehingga individunya Homoozygot dan Homogen. Termasuk turunan pertama dan seterusnya dari padi hibrida, dan padi lokal. Contohnya : IR – 64, Way Apo Buru, Sei Lilin, Rojolele, Pandanwangi, dll.
e.       Padi Intensifikasi. Yaitu tanaman padi yang ditanam secara intensif dengan menerapkan sebagian anjuran Sapta Usaha
f.        Padi Non Intensifikasi Yaitu tanaman padi yang bercocok tanamnya masih tradisional dan belum menerapkan sapta usaha tani.
Intensifikasi adalah upaya meningkatkan produktivitas dari sumberdaya usaha tani yang terbatas dengan penerapan Sapta Usaha yang dianjurkan untuk meningkatkan produksi, pendapatan petani, perluasan kesempatan kerja, penghematan dan peningkatan devisa serta mempertahankan pelestarian sumber daya alam
Sapta Usaha Tani adalah tujuh usaha dalam proses produksi pertanian yang terdiri dari:
1.              Penggunaan benih unggul.
2.              Pemberian pupuk.
3.              Perbaikan cara melakukan pekerjaan usahatani.
4.              Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman).
5.              Penyediaan dan pengaturan air.
6.              Perlakuan panen.
7.              Pasca panen.
Untuk Sawah Berpengairan adalah melakukan pengolahan tanah, penggunaan benih unggul dari varietas yang dianjurkan, pemakaian pupuk minimal sepertiga dosis anjuran dan pengendalian OPT bila ditemukan serangan dan telah mencapai ambang pengendalian.
Untuk Lahan Tadah Hujan adalah melakukan pengolahan tanah, penggunaan benih unggul yang cocok untuk lahan tersebut dan berproduksi tinggi dengan tingkat pemakaian pupuk minimal sepertiga dosis anjuran dan melakukan pengendalian OPT bila ditemukan serangan dan telah mencapai ambang pengendalian.
Untuk Lahan Pasang Surut dan Lahan Lebak dengan penggunaan benih unggul yang cocok untuk lahan tersebut serta pengendalian OPT bila ditemukan serangan dan telah mencapai ambang pengendalian.
Untuk Lahan Bukan Sawah adalah melakukan pengolahan tanah, penggunaan benih unggul yang cocok untuk lahan tersebut dan berproduksi tinggi dengan tingkat pemakaian pupuk minimal sepertiga dosis anjuran dan melakukan pengendalian OPT bila ditemukan serangan dan telah mencapai ambang pengendalian.
2.       Jagung
Berdasarkan benihnya jagung di bedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
a.      Jagung hibrida adalah jagung yang benihnya merupakan keturunan pertama dari persilangan dua galur atau lebih yangsifat-sifat individunya Heterozygot dan Homogen. Misalnya :
1.      Kelompok Cargil, yaitu : C1, C2,
2.      Kelompok Pioneer, yaitu : P1, P2,
3.       Kelompok Bisi, yaitu : Bisi 1,
4.      Kelompok Semar, yaitu : Semar 1,
5.      Kelompok CPI, yaitu : CPI 1.

b.      Jagung komposit adalah jagung yang benihnya campuran dari beberapa varietas, sehingga individunya Heterozygot dan Heterogen. Misalnya : Lamuru, Krisna, Gumarang, Bisma.
c.       Jagung lokal adalah jagung yang merupakan hasil pertanaman spesifik lokasi, tidak merupakan benih hibrida dan impor contoh Jagung Kodok, Jagung Kretek, Jagung Manado Kuning, Jagung Metro. Kedelai : Kacang Jepun.
3.      Kedelai
Kedelai dapat diolah menjadi tempe, tahu, susu dan makanan lainnya.



4.      Ketela Pohon
Ubi kayu (Singkong) : Beberapa nama daerah untuk ubi kayu adalah hui (Sunda) jendral, boled, hui perancis, ketela pohung, ketela matriks, ketela cangkel, ketela mantri, kaspe, menyok.
5.      Ubi Jalar
Ubi jalar : Beberapa nama daerah untuk ubi jalar adalah : mantang, hui boled (Sunda), ketela pendem, ketela jawa.
6.      Kacang Tanah
Kacang tanah : beberapa nama daerah untuk kacang tanah adalah kacang suuk, kacang cina, kacang hole, kacang waspada, kacang jebrul, kacang bandung, kacang manggala, kacang kerentil, kacang kerentul.
7.      Kacang Hijau
Kacang hijau : kacang herang



















Rangkuman Materi
1.      Pertanian adalah  proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan.
2.      Usaha Tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan).
3.      Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani.
4.      Peternak adalah pembudidayaan hewan ternak
(livestock)
.
5.      Obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan.
6.      Dasar-dasar usaha pertanian tersebut meliputi :
a.       Pengelolaan tempat usaha.
b.      Pemilihan bibit.
c.       Metode budidaya.
d.      Pengumpulan hasil.
e.       Distribusi.
f.       Pengolahan dan pengemasan.
g.      Pemasaran.
7.      Tanah adalah salah satu tempat atau media untuk kehidupan tanaman yang terdiri dari lapisan bumi paling luar yang berasal dari pelapukan batuan induk yang mempunyai kedalaman dan karakter yang berbeda - beda.
8.      Jenis-jenis tanah di Indonesia terdiri dari Tanah Humus, Tanah Pasir, Tanah Alluvial, Tanah Padzolit, Tanah Vulkanik, Tanah Laterit, Tanah Mediteran, Tanah Gambut.
9.      Bentuk-bentuk pertanian di Indonesia antara lain : Sawah, Tegalan, Pekarangan, dan Ladang berpindah.
10.   Hasil pertanian di Indonesia antara lain :
a.       Pertanian Tanaman Pangan, meliputi : Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Jalar, Ketela Pohon, dan Kedelai.
b.      Pertanian Tanaman Perdagangan, meliputi : Kopi, Teh, Kelapa, Karet, Kina, Cengkeh, Kapas, Tembakau, Kelapa Sawit, Tebu
11.  Iklim adalah suhu rata-rata udara dalam waktu lama pada daerah yang sangat luas.
12.  Suhu berkatan dengan umur tanaman, pertumbuhan generatif, pembentukan biji, buah dan gangguan fisiologis.
13.  Angin diperlukan untuk penguapan, penyerbukan, keseimbangan kandungan udara, bahkan tenaga angin dapat dipakai untuk menggerakan berbagai alat mekanik pertanian.
14.  Informasi Iklim untuk pertanian, meliputi : Informasi Wilayah, Informasi Komoditas, Pola Curah Hujan, Peluang Kekeringan, dan Peta Iklim.
15.  Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan protein.
16.  Intensifikasi adalah upaya meningkatkan produktivitas dari sumberdaya usaha tani yang terbatas dengan penerapan Sapta Usaha Tani.
17.  Sapta Usaha Tani adalah tujuh usaha dalam proses produksi pertanian yang terdiri dari:
a.       Penggunaan benih unggul.
b.      Pemberian pupuk.
c.       Perbaikan cara melakukan pekerjaan usahatani.
d.      Pengendalian OPT.
e.       Penyediaan dan pengaturan air.
f.       Perlakuan panen.
g.      Pasca panen.













Peta Konsep
PERTANIAN












Rounded Rectangle: Tanah
1.	Humus
2.	Pasir
3.	Alluvial
4.	Padzolit
5.	Vulkanik
6.	Laterit
7.	Mediteran
8.	Gambut


Rounded Rectangle: Tanaman Pangan
1.	Padi
2.	Jagung
3.	Kedelai
4.	Ketela Pohon
5.	Ubi Jalar
6.	Kacang Tanah
7.	Kacang Hijau


Rounded Rectangle: Informasi Iklim
1.	Wilayah
2.	Kondisi
3.	Curah hujan
4.	Kekeringan
5.	Peta iklim


Rounded Rectangle: Bentuk Pertanian
1.	Sawah
2.	Tegalan
3.	Pekarangan
4.	Lading Berpindah




Rounded Rectangle: Sapta Usaha Tani
1.	Penggunaan benih unggul.
2.	Pemberian pupuk.
3.	Perbaikan cara melakukan pekerjaan usahatani.
4.	Pengendalian OPT.
5.	Penyediaan dan pengaturan air.
6.	Perlakuan panen.
7.	Pasca panen.
 


























Tags:

About author

Curabitur at est vel odio aliquam fermentum in vel tortor. Aliquam eget laoreet metus. Quisque auctor dolor fermentum nisi imperdiet vel placerat purus convallis.

1 komentar

  1. ini yang aku cari, makasih gan artikelnya.
    sharing juga ni, dengar-dengar blog jokowarino.com tempat berbagi informasi mengenai pertanian indonesia adalah blog baru yang cukup bagus menyediakan referensi seputar pertanian, sesuai dengan namanya jokowarino.com tempat berbagi informasi mengenai pertanian indonesia memang tidak hanya membahas teori saja, namun infonya juga bersifat aplikatif, karena itulah kadang juga saya mengunjunginya DISINI>> jokowarino.com tempat berbagi informasi mengenai pertanian indonesia

Leave a Reply